Dampak  Masalah Ekonomi Lebanon Terhadap Kesehatan: Krisis Yang Tidak Terlihat

Lebanese doctors take part in anti-government demonstrations in Beirut.

Masalah ekonomi yang melanda suatu negara tidak hanya sekadar angka-angka dan grafik di laporan keuangan pemerintah. Di balik statistik tersebut, penuh cerita-cerita pilu, cerita-cerita tentang kemanusiaan yang merasakan dampak langsung dari ketidakstabilan ekonomi. Ketika perekonomian suatu negara mengalami guncangan, tidak hanya sektor keuangan yang terguncang, tetapi juga fondasi kesejahteraan masyarakatnya.

Lebanon selalu mempertahankan sistem kesehatan yang sangat tinggi dan terpandang, namun saat ini para administrator rumah sakit menghadapi beberapa tantangan akibat krisis politik, sosial, dan ekonomi yang tumpang tindih dan terus berlangsung. 

Sejak Oktober 2019, negara ini telah berjuang dengan krisis keuangan parah yang mengakibatkan depresiasi pound Lebanon dan penurunan besar dalam produk domestik bruto per kapita riil. Hal ini semakin diperparah oleh ketidakstabilan sosial pasca ledakan dahsyat di pelabuhan utama Lebanon pada Agustus 2020, dan pandemi virus corona yang pernah melanda. 

Tantangan-tantangan ini memberikan tekanan pada sistem kesehatan Lebanon yang rapuh dan membuat sulit bagi rumah sakit untuk mengikuti peningkatan permintaan akan layanan kesehatan.

Rumah sakit di Lebanon mengalami kesulitan finansial karena sulitnya mengakses mata uang asing untuk membeli kebutuhan mereka dari luar negeri, kesulitan dalam mengumpulkan pembayaran dari perusahaan asuransi, penurunan pendanaan pemerintah, dan distribusi dana yang tidak merata. 

Selain itu, krisis ekonomi juga mempengaruhi kemampuan pasien untuk membayar perawatan medis. Banyak yang kehilangan pekerjaan atau mengalami pengurangan pendapatan, sehingga sulit bagi mereka untuk membayar biaya perawatan medis. Hal ini mengakibatkan peningkatan jumlah pasien yang tidak mampu membayar tagihan medis mereka, dan sebagai hasilnya, rumah sakit kesulitan mengumpulkan pembayaran atas layanan yang mereka berikan. 

Permasalahan ini mengarah kepada kesulitan finansial yang dihadapi rumah sakit, karena mereka tidak dapat menghasilkan pendapatan yang cukup untuk menutupi biaya mereka. Sebagai akibat dari ketidakstabilan keuangan ini, tantangan utama yang timbul dapat dibagi menjadi tiga kategori utama:

1. Kekurangan Obat Dan Peralatan Medis

Kekurangan obat-obatan dan peralatan medis adalah kekhawatiran utama dan meningkat hingga mencapai puncaknya selama era pandemi virus corona di wilayah Timur Tengah. Di Lebanon, hal ini menjadi salah satu ancaman paling mendesak yang dihadapi oleh rumah sakit. Sebagian disebabkan oleh depresiasi mata uang Lebanon, yang membuat lebih mahal bagi rumah sakit untuk mengimpor obat-obatan dan peralatan medis. Selain itu, ada masalah dengan distribusi dan penyimpanan obat-obatan akibat kekurangan listrik dan bahan bakar di negara ini. Hingga mengakibatkan kekurangan obat-obatan penting, seperti kemoterapi dan antibiotik. 

2. Kekurangan Tenaga Kerja Medis

Rumah sakit kesulitan merekrut dan mempertahankan staf yang berkualifikasi karena banyak dari mereka memilih pergi ke luar negeri mencari peluang pekerjaan yang lebih baik, mengingat gaji mereka merosot dan mereka merasa kurang dihargai atas usaha mereka. Faktanya, dengan penurunan nilai mata uang lokal dalam empat tahun terakhir, banyak dokter spesialis pindah ke Amerika Serikat atau Eropa untuk karier yang lebih stabil. 

Krisis yang terus berlangsung juga telah memberikan dampak buruk pada kesejahteraan mental para pekerja kesehatan Lebanon. Dengan ketidakstabilan yang signifikan, setiap aspek kehidupan mereka telah bergeser, menyebabkan tingkat stres, kelelahan, dan kecemasan yang tinggi, yang kemungkinan berdampak negatif pada kinerja mereka secara keseluruhan.

3. Nutrisi yang Buruk: Kelaparan yang Tersembunyi

Krisis ekonomi sering kali berdampak langsung pada akses masyarakat terhadap makanan bergizi. Harga-harga yang melonjak membuat makanan sehat menjadi mahal dan sulit dijangkau. Tidak terkecuali di Lebanon. Dalam keadaan kesulitan ekonomi, orang mungkin beralih ke opsi makanan murah yang sering kali kurang bergizi, menyebabkan masalah gizi seperti kekurangan gizi dan stunting pada anak-anak.

Situasi di Lebanon sangat mengkhawatirkan, dan ancaman yang dihadapi oleh sistem medis negara ini diperkirakan akan semakin memburuk. Oleh karena itu, baik sektor publik maupun swasta harus bekerja sama untuk menerapkan rencana tindakan segera yang mengatasi ancaman tersebut.

Pada tingkat nasional, langkah-langkah anti-korupsi seperti audit dan investigasi rutin harus diterapkan untuk meningkatkan transparansi dan memastikan bahwa dana didistribusikan dengan adil dan efisien. Kementerian Kesehatan Publik juga harus memulai rencana kesehatan jangka panjang untuk meningkatkan sistem secara keseluruhan. Rencana ini harus berfokus pada investasi infrastruktur, peningkatan pendanaan untuk rumah sakit umum, serta alokasi anggaran untuk impor, transportasi, dan penyimpanan persediaan medis dan obat-obatan. Selain itu, rencana ini harus mencakup langkah-langkah untuk mengatasi tantangan khusus yang menyebabkan situasi saat ini, mencegah krisis serupa terjadi di masa depan, dan memastikan bahwa warga memiliki akses yang sama terhadap layanan kesehatan berkualitas.

Pada tingkat swasta, administrator rumah sakit harus menghadapi tantangan ini dengan menerapkan langkah-langkah penghematan biaya, seperti mengurangi jumlah staf, mengurangi layanan yang tidak penting, dan mengimplementasikan konsultasi telemedis. Selain itu, mereka harus mencari sumber dana alternatif, seperti kemitraan dengan organisasi internasional dan sumbangan swasta. Donasi baik dari luar maupun dalam negeri dibutuhkan pada awalnya untuk mendukung sistem kesehatan yang telah runtuh, menciptakan peluang kerja baru, dan merangsang pertumbuhan ekonomi. Namun, implementasi kebijakan moneter dan fiskal mutlak diperlukan untuk menjamin keberlanjutan keuangan dan mengembalikan kepercayaan investor. Langkah-langkah ini akan mendukung sistem kesehatan sehingga dapat berfungsi secara efektif dan efisien. Namun, implementasi solusi-solusi ini tidak akan mudah, dan akan memerlukan upaya komprehensif, terkoordinasi, dan berkelanjutan dari semua pemangku kepentingan, termasuk pemerintah, sektor swasta, dan warga negara.

Bagaimanapun, krisis kesehatan di Lebanon sangat kompleks dan beragam. Akibatnya, rumah sakit menghadapi kesulitan signifikan, dengan beberapa di antaranya terpaksa tutup karena kendala keuangan. Sangat penting untuk mengambil langkah-langkah segera dan komprehensif untuk mengatasi tantangan ini, serta melaksanakan rencana jangka panjang untuk meningkatkan sistem kesehatan secara keseluruhan di Lebanon dan memastikan bahwa penduduk memiliki akses ke layanan medis penting.

Ariq Fadhlur Cahyanto
Faculty of Public Health, Jinan University Lebanon

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *