Seorang santri yang menjadi Presiden

PPI Lebanon bekerjasama dengan PCINU Lebanon dan KBRI Beirut menyelenggarakan Haul Gusdur yang ke -10 di lobby KBRI Beirut – Lebanon.

Bagaimana bisa seorang santri yang latar belakangnya belajar tentang agama jauh dari dunia perpolitikan bisa terjun ke dunia luas seperti menjadi seseorang nomor 1 di Indonesia? tentu itu menjadi pertanyaan dan motivasi yang sering terbesit di kalangan para pemuda Indonesia khususnya santri.

Duta Besar RI untuk Lebanon Bapak Hajriyanto Yasin Thohari

Acara Haul Gusdur kali ini langsung diisi oleh Duta Besar Republik Indonesia untuk Lebanon Bapak Hajriyanto Yasin Thohari salah satu saksi hidup beliau di dunia perpolitikan yang kala itu menjadi salah satu anggota DPR RI Periode 1999 – 2004.

Panjang cerita beliau pernah diberi guyonan oleh Gusdur “Mas Hajriyanto dulu saya pernah hadiri walimahan di Mesir pengantin wanitanya dipukul oleh pengantin pria, terus saya tanya kenapa kau memukul istrimu padahal tidak salah apa apa? jawab orang Mesir itu, begitulah kalau perempuan, belum salah saja sudah saya pukul apalagi kalau salah”. Peserta acara tertawa mendengar guyonan tersebut.

Sejak dari dulunya Indonesia terbagi menjadi dua golongan, Nasionalis dan Agamis. Gusdur tampil sebagai tokoh lintas agama yang menjembatani antara 2 golongan tersebut. Menurut beliau ini semua disebabkan 2 hal keistimewaan yang dimiliki seorang Gusdur yang bisa diteladani dan menjadi contoh untuk mahasiswa yang sedang menuntut ilmu.

1. Perkaya wawasan dengan banyak membaca dari berbagai sumber.

2. Tanamkan rasa percaya diri pada dirimu sebaik baiknya.

Beliau melihat ketegangan antara dua golongan ini sudah mencair seiring berjalannya waktu, karena bangsa Indonesia sudah memandang masa depan dan juga tidak adanya hal positif yang timbul dari adanya istilah 2 golongan ini.

Mengenai pasca kebenaran beliau menyampaikan bahwa itu bukanlah sebuah kebohongan melainkan sebuah istilah yang sering dipakai di dalam dunia politik.

“Sangat baik apa yang kamu kerjakan sekarang dan yang harus lebih baik dari itu adalah apa yang kamu sampaikan kepada publik”. Seperti itulah gambaran beliau mengenai pasca kebenaran.

Beliau sangat mengapresiasi acara yang diadakan oleh mahasiswa ini harapannya ke depan semakin sering diadakan diskusi dan sharing bersama tokoh tokoh publik yang ada di Lebanon dan juga Indonesia.

Penulis
Hamzah Assuudy Lubis

Mahasiswa University of Tripoli – Lebanon, Islamic law

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *